Jumat, 17 April 2009

“POHON ARA YANG MANDUL” (Markus 11:12-14)


ini satu lagi dari hanny, teman kita yang keren abisssss.

Chappel: Kamis, 19 Febuari 2009
Hanny Gunawan
“POHON ARA YANG MANDUL”
(Markus 11:12-14)
Hanya oleh kasih dan karunia Tuhan, kita dapat berbuah lebat
Mar 11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania , Yesus merasa lapar.
Mar 11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun . Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
Mar 11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya
Ay.12 ketika Tuhan Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid-Nya meninggalkan kota Betania dan menuju ke kota Yerusalem Ay.13a Ia melihat Pohon Ara yang sudah berdaun, Ia ingin mendapatkan sesuatu dari pohon tersebut. Namun setelah Ia mendekat, Ia tidak mendapati apa2 selain daunnya saja, sebab memang bukan musim buah ara Ay.14 Tuhan Yesus mengutuk pohon tersebut: “Jangan ada lagi seorangpun yang makan buahmu selama-lamanya.
Permasalah yang timbul:
Ay.14 Tuhan Yesus mengutuk Pohon Ara yang memang bukan musim buah ara??? Apakah salahnya Pohon Ara atau Tuhan Yesus yang kurang kerjaan???
Sebelum kita masuk ke dalam poin2, saya akan membawa saudara2 sekalian untuk mempelajari lebih dalam lagi Pohon Ara ini:
Pohon ara adalah: tumbuhan asli di Asia Kecil dan Siria, tingginya bisa mencapai 12 m dan tumbuhnya di tanah yang berbatu-batu. Buahnya kerap mendahului daunnya, pohon ara adalah pohon yang lebat buahnya, tidak ada pohon buah-buahan yang dapat menandingi pohon ara dalam hal kelebatan buahnya. Dan yang perlu kita ingat: Buah Ara adalah makanan utama/dasar di timur tengah. Jenis2 dari Pohon Ara:"yang paling primitif adalah Ara Capri, pada umumnya dikenal sebagai jenis buah ara yangdapat dimakan. Pohon ara capri dapat berbuah sepanjang musim pertumbuhan-nya. yang pertama adalah buah musim semi (profichi), kedua buah musim panas (mammoni), dan ketiga buah musim dingin (mamme)".
Siapakah yang Dilambangkan sebagai Pohon Ara Yang Mandul?
• Umat pilihan Tuhan, yaitu: Bangsa Israel (Hos.9:10; Yer.8:13). Pohon ara adalah lambang bangsa Yahudi, yang berlimpah-limpah dalam daun-daun pekerjaan keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran. Pengutukan pohon itu menubuatkan nasib para pembesar Yahudi, yang saat itu menolak Mesias sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Apa yang ingin Tuhan kehendaki dari Pelajaran Pohon Ara Yang Mandul?
1. Tuhan mau kita berbuah dengan tidak mengenal musim (ay.13)
-Tuhan mau kita berbuah dengan tidak mengenal kondisi, baik susah-senang. Kita harus berbuah, Berbuah seperti apa yang diinginkan Tuhan: BUAH KEBENARAN = BUAH ROH
Buah Roh (Gal.5:22-23) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Gal 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.




2. Tuhan mau kita untuk menghargai anugerahNya
Yunani χαρις – kharis, Ibrani חן – KHEN arti pengampunan dari manusia dan juga dari Allah.
• ANUGERAH = KASIH KARUNIA = PEMBERIAN
• Kesabaran Allah itu memang benar-benar sempurna, namun ada batasnya. Demikian juga Masa Anugerah ada batasnya!!!
Saudara-saudara ku jangan bermain-main dengan Anugerah Tuhan

Kamis, 16 April 2009

“TUHAN, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU” Markus 15:33-41


untuk memperingati paskah bulan ini teman saya yang bernama Hanny, menyumbangkan artikel ini. selamat membaca.


Ibadah Raya, 29 Maret 2009
Hanny Gunawan
“TUHAN, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU”
Markus 15:33-41
“…Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” ini adalah perkataan keempat yang diucapkan Yesus sebelum Ia meninggal. Yesus datang ke dalam dunia dengan mengemban suatu tugas khusus dari Allah Bapa, secara manusia Yesus membutuhkan dukungan semangat (support) dari BapaNya. Tetapi apa yang terjadi? Malah sebaliknya, ketika pada puncak penderitaanNya di kayu salib. Ia mengucapkan: “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Yesus merasa seolah-olah Ia ditinggalkan oleh BapaNya, apakah yang terjadi? Apakah BapaNya sungguh-sungguh meninggalkan Dia? Di dalam Yoh.10:30 “Aku dan Bapa adalah satu” dan Yoh.16:32b “Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku” hal ini tidak terlepas dari Doktrin Allah, yaitu tentang keTritunggalan/TRINITAS ALLAH. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Bapak Reformasi kita, Martin Luther mengatakan: ini adalah perkataan Kristus yang paling sulit dimengerti, karena pemikiran manusia yang terbatas untuk menyelami karya Tuhan yang begitu dasyat. Ia pernah memikirkan ayat ini selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, “siapakah yang dapat mengerti bahwa Tuhan meninggalkan Tuhan?” Kita semua percaya bahwa Yesus adalah pribadi ALLAH ANAK, pribadi kedua dari ALLAH TRITUNGGAL.
Di dalam Perjanjian Lama, Mazmur (Daud) 22:2 “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku”. Ini adalah syair yang sering diucapkan sebagai doa oleh kalangan Yahudi tatkala mereka mengalami penderitaan. Kitapun juga, saat mengalami kedukaan pun sering menyanyikan lagu-lagu sedih. Sebelum Yesus mengatakan perkataan ini, terlebih dahulu sudah diucapkan oleh Raja Daud. Jadi, Yesus menggenapi perkataan ini di dalam Perjanjian Baru yang sebelumnya sudah dinubuatkan oleh Raja Daud pada masa Perjanjian Lama. Hal ini sangat unik dan menarik, lalu apa hubungannya Raja Daud dengan Yesus. Hubungannya sangat jelas sekali, yaitu: Yesus adalah keturunan dari Raja Daud.
Ada 2 alasan:
1. Karena Dia sedang menanggung dosa umat manusia.
Pengertian Dosa dalam Alkitab menggunakan beraneka macam istilah:Perjanjian Lama Ibr. adalah Pessya-pemberontakan, Khattat-pelanggaran (Kel.32:30), Khet (Maz.51:11). Kata ini muncul ratusan kali dalam Perjanjian Lama dan mengungkapkan tentang pikiran yang memilih jalan sesat. Awon-perbuatan yang tidak senonoh (I Raja-Raja 17:18 ) mengacu pada rasa bersalah yang dihasilkan dosa. Perjanjian Baru Yun. adalah hamartia (Mat.1:21). Kata ini mempunyai makna tidak kena sasaran dan meliputi gagasan kegagalan, salah dan perbuatan jahat. Adikia (I Kor.6:8) berarti ketidakjujuran atau ketidakadilan. Parabasis (Rom.4:15) mengenai pelanggaran hukum. Asebeia (Titus 2:12) mengandung arti kuat mengenai tidak mengenal Allah, sedangkan Patio berarti tergelincir secara moral (Yak.2:10). Jadi dapat disimpulkan bahwa dosa adalah pemberontakan dengan tujuan melawan Allah.
Ketika manusia Adam jatuh ke dalam dosa, menjadi universal (menyeluruh) melingkupi seluruh umat manusia. Rasul Paulus mengatakan: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa...” (Rom.5:12). dan “…tidak ada yang benar, seorangpun tidak…” (Rom.3:10-12). Dosa itu menjangkau semua manusia, tidak pandang bulu (muda-tua, kecil, pri-wanita). Contoh: seorang bayi yang baru lahir pasti bersih dari dosa, ternyata salah seorang bayi telah memiliki dosa asal yang diwariskan dari pelanggaran orang tuanya (Maz.51:7), tidak ada seorang pun yang bisa membersihkan dosa dalam dirinya (Ayub 14:4) Dosa merusak setiap aspek manusia, yaitu: kehendak (Yoh.8:34; Rom.7:14-24; Ef.2:1-3; II Pet.2:19), pikiran dan pengertian (Kej.6:5; I Kor.1:2; Ef.4:17); perasaan (Rom.1:24-27; I Tim.6:10; II Tim.3:4); ucapan dan perilaku (Mar.7:21-22; Gal.5:19-21; Yak.3:3-9). Kondisi ini sering disebut "kerusakan total" (total depravity).
Akibat Dosa, Pertama manusia mengalami kematian secara jasmani/tubuh. di dalam Kej.5 bahwa Adam setelah berumur 930 tahun, lalu ia mati; Set berumur 912 tahun, lalu ia mati; Metusalah, berumur 969 tahun dan mati. Demikian juga Yesus mengalami kematian jasmani/tubuh, Kedua kematian rohani artinya hubungan mereka terputus/terpisah dari Tuhan. Ketika Yesus menanggung dosa manusia berarti secara tidak langsung hubunganNya Dia dengan Allah Bapa terpisah karena adanya dosa tersebut, oleh sebab itu secara kemanusiaan Yesus Dia mengekspresikan dengan sebuah teriakan Tuhan mengapa Engkau meninggalkan Aku? Ini merupakan puncak penderitaan Yesus di kayu salib menanggung seluruh dosa umat manusia. Dan yang terakhir kematian kedua/kematian kekal untuk selama-lamanya (Why. 2:11; 20:6, 14; 21:8), hanya Yesus saja yang tidak mengalami kematian ini sebab Yesus hanya mengalami kematian jasmani dan rohani namun pada hari yang ketiga Ia bangkit. Jadi kesimpulannya: Dosa pada dasarnya bukanlah suatu yang bersifat pasif, tetapi dosa merupakan suatu permusuhan yang aktif terhadap Tuhan dan secara aktif melanggar hukum atau perintah Tuhan (I Yoh. 3:4). Dosa tidak bisa ditebus dengan "perbuatan baik" (amal), tidak ada jalan keselamatan, baik dari sains dan teknologi, baik dari agama dan kepercayaan, keselamatan hanya dari Tuhan di dalam Kristus.
2. Karena Tuhan lah satu-satunya keselamatan bagi umat manusia
Tidak ada keselamatan diluar daripada Kristus, semuanya adalah kesia-siaan belaka sebab Tuhan sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian. Yaitu dengan cara sistem penggantian/substitusi, “…Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh kejahatan kita…” (Yes.53:5-6), “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita…” (II Kor.5:21). Setelah Adam berdosa di hadapan Tuhan menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama binatang yang dibunuh untuk pakaian Adam dan Hawa, kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Tetapi sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah Bapa menentukan Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa (Rom.3:25; Kol.2:14-15). Itu cara yang Tuhan tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Tuhan, harus Tuhan yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib yang menggantikan.
Apakah satu orang bisa menggantikan seluruh dunia? Bisa, karena beda secara kualitas. Yesus adalah 100% manusia sejati dan 100% Tuhan. Manusia tidak bisa menjadi Tuhan, tetapi Tuhan bisa menjelma menjadi manusia. Kita percaya Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, untuk membayar harga, menebus kita, membeli kita ulang.

YESUS SANGGUP MELAKUKAN PERKARA BESAR ( Lukas 17:11-19)


Jika anda merasa menghadapi masalah yang begitu berat luar biasa, percayalah bahwa Yesus sanggup melakukan perkara besar. kalau catatan khotbah ini dari teman yang bernama Samuel, biasa aku panggil ceme' tapi orangnya lumayang juga lho. semoga anda di berkati.

YESUS SANGGUP MELAKUKAN PERKARA BESAR
( Lukas 17:11-19)

Perjalanan Yesus dalam dunia untuk menyatakan kebenaran kepada manusia, berbagai hal yang Yesus lakukan. Dia banyak melakukan kuasa yang sangat luar biasa bagi manusia, Yesus mampu melakukan segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia tetapi sangat mungkin bagi Allah. Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Yesus dalam pelayanannya membuktikan bahwa Yesus mapu melakukan perkara yang besar dalam hidup manusia. Dia menyatakan berbagai mujizat, memberi tegoran kepada orang yang dikasihinya, bahkan mengajak orang untuk hidup dalam kebenaran.
Pada saat Yesus berjalan menuju Yerusalem, dalam perjalan-Nya menusuri perbatasan Samaria dan Galilea Yesus menyatakan kuasa pemulihan dan mujizat-Nya kepada orang kusta. Yesus langsung menyembuhkan orang kusta 10 orang sekaligus. Disinilah letak kedasyatan Tuhan dalam melakukan perkara yang besar bagi manusia yang datang pada-Nya dengan sungguh-sungguh . Sering kali kita sebagai orang Kristen bertanya-tanya dalam hati kita! Kenapa saya tidak pernah mengalami kuasa yang luar biasa dari Allah? Padahal aku sudah rajin beribadah, sejak kecil jadi orang Kristen. Akan tetapi dalam hal ini menjadi suatu pemahaman akan apa yang dilakukan oleh orang kusta terhadap Yesus.
Pada saat manusia hidup dalam penderitaan sering kali manusia datang pada Tuhan berseru-seru Tuhan-Tuhan tolong aku. Akan tetapi setelah mendapatkan semuanya itu, lupa mengucap syukur kepada Tuhan.

“ Perkara yang terbesar ketika Kristus hadir dalam hidup kita, dan hanya Yesus yang sanggup melakukannya “

Sikap hidup orang yang ingin merasakan karya yang terbesar yang dilakukan Yesus:
I. Rindu Akan Jamahan Kristus (ayt 11-14)
Dua hal yang menunjukkan bahwa 10 orang kusta ini punya kerinduan akan jamahan Tuhan. Yang pertama mereka datang kepada Yesus, dalam artian bahwa mereka sangat menginginkan suatu pemulihan dalam hidup mereka. Mereka datang kepada Yesus menemui Dia, karena mereka tahu bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan penyakit, sehingga denga tidak malu mereka mendatangi Yesus. Penyakit kusta adalah penyakit suatu penyakit yang menjijikkan, pada jaman PL, penyakit kusta adalah suatu kejijikan bagi Tuhan (Imt 13-14; 13:45-46), sehingga orang yang m,engalami penyakit tersebut harus membasuh dirinya. Akan tetapi orang kusta ini punya keyakinan, punya kemauan untuk menghampiri Yesus. Yesus tidak memandang rupa kita akan tetapi DI melihat ketulusan hati kita untuk datang kepada Dia. Barang siapa datang kepada-Ku ia tidak akan kubuang ( Yohanes 6:37 )
Hal yang kedua yang mereka lakukan adalah berteriak ( berseruh), KJV berteriak= mengaangkat suara dengan sekuat-kuatnya, dalam bahasa Yunani airo (airo= mengangkat) suatu kata kerja utama, menaikan suara, mengangkat suara, menyingkapkan suatu nada. Orang kusta ini berteriak pada Yesus yang berdiri agak jauh (13) “ Yesus, Guru kasihanilah kami!” orang kusta ini tahu bahwa Yesus sanggup menjamah mereka karena Yesus adalah penuh kasih. Mereka tidak malu untuk berteriak meskipun banyak orang pada saat mengikut Yesus. Dan oleh karena kerinduan dan jamahan Yesus sehingga mereka mengalami kesembuhan, 10 orang kusta menjadi tahir, bahkan mereka belum sampai dirumah mereka sudah mengalami kesembuhan ( masih dalam perjalanan). Tahir berarti bersih dengan murni(Katharizo) Katharizo. Yesus sanggup melakukan perkara besar bagi kesepuluh orang kusta sekaligus, hal ini tidak dapat dilakukan oleh manusia. Mari kita datang kepadfa Tuhan dan berseruh maka Dia akan mampu berbuat apa saja dalam hodup kita.

II. Menyerahkan Hidup Sepenuhnya Kepada Tuhan (Ayt 15-16)
Setelah mereka mengalami suatu kesembuhan dan menjadi tahir, salah seorang dari mereka kembali kepada Yesus menyerahkan hidupnya kepada Yesus. Hal yang dia lakukan adalah “ dia memuliakan Allah dengan suaru nyaring”. Dia merasakan pemulihan dan jamahan Tuhan yang terjadi dalam hidupnya sehingga dia datang pada Tuhan dengan membawa hidupnya bukan membawa hartanya, dan bukan dengan hal-hal yang lainyang bersifat duniawi akan tetapi dia hanya memuliakan Allah. Dia juga tersungkur dihadapan Yesus, tersungkur berarti pipto (pipto) menjatuhkan diri/ jatuh orang kusta ini datang kepada Yesus merendahkan diri dihadapan kaki Yesus, dia sadar bahwa hal yang terjadi pada dirinya itu semua karena jamahan Yesus, dia tidak dapat berbuat apa-apa hanya datang kepada Tuhan dengan hati yang begitu sungguh kagum dan terharu akan hal yang terjadi ada dirinya. Bahkan dia mengucap syukur kepada Yesus, atas mujizat yang terjadi pada dirinya, dia telah menerima kasih karunia dari Allah yang begitu nyata dan luar biasa, itu semua karena Allah melakukan perkara yang begitu besar dalam hidupnya. Kita telah menerima kasih , keselamatan dan semua berkat rohani dari Allah, jadi kita tidak boleh lupa untuk mengucap syukur kepada-Nya dengan hati yang penuh syukur. Kita mengasihi…………(1 Yohanes 4:9).

III. Meresponi Akan Anugrah (ayt 17-19)
Terkadang kita tidak yakin dengan pertolongan Tuhan yang terjadi dalam hidup kita, terkadang kita juga memberontak dan tidak mau berterima kasih akan pertolongan Tuhan yang terjadi pada diri kita. Menganggap yang kita alami terjadi karena usaha kita, kekuatan dan kemampuan kita. Sebagaimana yang telah terjadi pada 10 orang kusta ini, 9 diantaranya yang tidak tahu berterima kasih akan mujizat Tuhan yang telah mereka rasakan. Ada dua hal yang dapat kita lihat dalam meresponi anugrah yang terjadi pada 10 orang kusta. Pertama, Hanyut dengan berkat sehingga jauh dari Tuhan, sembilan orang kusta yang disembuhkan Tuhan sibuk dengan kesembuhannya, sehingga melupakan Tuhan, dan akhirnya kehilangan sumber berkat. Kedua, kembali kepada Tuhan dan mengucap syukur. Satu orang kusta yang disembuhkan Tuhan kembali untuk bersyukur dan mengucap terimah kasih justru mendapat berkat lagi yang lebih besar. Salah satu dari orangh kusta ini mendapatkan keselamatan sebagaimana yang diucapkan Yesus “Imanmu telah menyelamatkan engkau” , Dia sangat meresponi akan anugrah yang terjadi pada dirinya sehingga ia kembali kepada Tuhan dan mengucap syukur. Dan yang ke 9 orang kusta yang lainnya tidak meresponi akan anugrah Tuhan yang terjadi pada dirinya sehingga mereka hanya sibuk dengan urusan pribadinya.
Marilah kita meresponi anugrah yang terjadi dalam setiap pribadi kita dengan mengucap syukur. Menurut Pdt Obaja ada 3 hal yang kita dapat lakukan untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Dengan ucapan bibir kita (doa), dengan sikap kita (1 orang kusta), dan dengan persembahan kita kepada Tuhan. Mari kita bersyukur kepada Tuhan.

GOD BLESS YOU
BY. SAMUEL

HIDUP YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN Kejadian 6:1-22


Menyenangkan hati Tuhan itu gimana sihhh?? nah ini satu lagi dari sarwan. rekan-rekan sekolan teologi yang mau kenalan ama dia hubungi aja email ku mungkin kita bisa sharing bareng tentang kebenaran Firman Tuhan.



Khotbah capel: 27– 04 -09
Sarwan.
HIDUP YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN
Kejadian 6:1-22

Ketika Allah menciptakan bumi dan segalah isinya,itu diciptakan-Nya dengan sempurna. Dalam Kejadian pasal satu ada 6x menjelaskan bahwa setiap kali Allah selesai menciptakan sesuatu, dikatakann-Nya bahwa Allah melihat semuanya itu baik, bahkan didalam ayat yang ke-31 dikatakan bahwa Allah segala yang dijadikan-Nya itu “sunggu amat baik”=”Sempurna”. Jadi kita percaya bahwa segala ciptaan Tuhan itu baik atau sempurna adanya. Tetapi apa yang diciptakan-Nya dengan sempurna itu, rupanya tidak memberikan yang terbaik bagi Tuhan, tidak menyenangkan hati Tuhan.Mengapa? Karena kehidupan atau tindakan manusia tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dalam psl. 6:5-6 menjelaskan bahwa “segalah hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Allah bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memiluhkan hati”.Kata “menyesal” ini, bukan menyetakan bahwa Allah menyesali perbuatan-Nya yaitu menciptakan manusia.Karena kita tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang konsisten, jadi mustahil kalau Dia menyesali sesuatu yang dilakukan-Nya. Sebelum Allah melakukan sesuatu, Dia sudah melihat apa yang akan terjadi terhadap ciptaan-Nya. Jadi kata menyesal ini menjelaskan bahwa itu merupakan suatu ungkapan emosi atau rasa kesal Allah melihat segala tindakan dan perbuatan manusia.
Tetapi pada ayat yang ke-8 menjelaskan bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah. Siapakah Nuh itu? Ia adalah anak dari pada Lamekh dari keturunan Set (arti Set = anak yang dikaruniakan Allah). Nuh mendapat kasih karunia bukan karena perbuatan baiknya atau hal-hal yang lain dari kepribadian Nuh.Tetapi itu semua adalah pemberian Allah dan saya yakin bahwa Allah mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan Nuh. Dia dipilih oleh Allah sebagai generasi penerus manusia. Jadi Nuh mendapatkan keistimewaan di mata Allah. Dan tahukah kita, bahwa kita juga adalah orang-orang yang istimewa dimata Allah.

“Setiap orang yang hidup menyenangkan hati Tuhan, akan dikasihi oleh Tuhan dan ia akan dijauhkan dari malapetaka menerima serta ia akan menerima berkat-berkat Tuhan yang melimpah dalam kehidupannya”
Bagaimana kita hidup menyenangkan hati Tuhan?
Ada tiga prinsip hidup yang dilakukan Nuh dalam menyenangkan hati Tuhan, yaitu :
1. Ia hidup benar (ayat 9a)
Benar artinya tidak salah, tidak menyimpang, atau tepat sasaran. Dalam bahsa aslinya תּמים(taw-meem') yang artinya sebuah kata kiasan yang menunjuk pada moral,tanpa cacat, sempurna,tanpa noda,tanpa cela dan lengkap. Jamieson Fausset end Brown menjelaskan bahwa Nuh hidup benar karena ia malakukan kehendak Allah dengan tulus hati. Nuh hidup benar berarti ia memiliki kehidupan yang tidak menyimpang dari sasaran. Ia hidup sesuai dengan kehendak Allah. Menurut Jhon Wesley bahwa “Nuh adalah orang adil yang dibenarkan dihadapan Tuhan oleh iman didalam benih yang dijanjikan; yang mana adalah oleh iman” (Ibr. 11:7). Jikalau pada saat itu, manusia hanya bisa hidup memilukan hati Tuhan karena kejahatan yang dilakukannya. Tetapi Nuh berbeda dengan mereka, ia hidup benar dan tidak bercela diantara orang-orang sesamannya.
Nuh tidak hanya hidup benar dihadapan Allah tetapi ia juga memiliki hubungan yang benar atau baik terhadap sesamanya sebab orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah pasti akan memiliki juga hubungan yang baik dengan sesamanya. Nuh dapat hidup benar bukan karena kekuatannya, hikmatnya tetapi karena kasih karunia Allah (ay.8). bekerja dalam kehidupannya, sehingga ia tidak bertindak dan hidup seperti orang-orang lain yang hanya bisa melakukan kejahatan dan memiluhkan hati Tuhan. Karena ia berbuat benar ia tidak ditimpa oleh bencana,itulah sebabnya dalam Amsal mengatakan bahwa “orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun, tetapi orang fasik akan senantiasa celaka”(Amsal 12:21). Dengan kasih karunia Allah , Nuh hidup benar dan menyenangkan hati Tuhan. Demikian halnya, kita adalah orang-orang yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam kasih karunia Allah, Tuhan menginginkan supaya kita memiliki kehidupan yang benar dan menyenangkan hati-Nya. Saya yakin kita mampu melkukan semuanya itu kalau kita mau hidup dalam pimp[inan Roh Kudus sebab Dia-lah yang akan menuntun kita hidup benar dan menyenangkan hati Tuhan.

2. Ia hidup bergaul dengan Allah (9b)
Kata bergaul artinya berbaur, bergumul dan berjalan bersama-sama. Jadi Nuh, berjalan bersama dengan Allah, memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Dalam ayat 12 mengatakan bahwa “Adapun Allah menilik buni itu sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak dibumi”. Dalam kjv kata “rusak” menggunakan kata (corrupt) yang berarti “ jahat, bejat; busuk; curang; rusak;” Berarti semua perbuatan manunsia itu benar-benar menyakitkan hati Tuhan, dan akibat dari kejahatan mereka bumi menjadi rusak. Karena kejahatan manusia Tuhan memutuskan untuk memusnakan segala makhluk hidup di bumi. Tetapi Nuh, dalam zaman itu dikatakan hidup bergaul dengan Allah. Mengapa ia dapat hidup bergaul dengan Allah? Karena ia hidup benar dan menghargai anugerah Tuhan.. Dengan kuasa dan pemiliharaan Tuhan ia hidup benar maka ia bisa hidup bergaul dengan Allah. Orang hidup bergaul dengan Allah memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang yang tidak mengenal Allah.Sebab orang yang mengenal Tuhan akan berusaha menyenangkan hati Tuhan sedangkan mereka yang tidak mengenal Tuhan hanya bisa menyakiti dan memiliuhkan hati Tuhan.
Salomo adalah orang berhikmat yang dituliskan dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:12) menjelaskan bahwa “siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” (Amsal 13:20). Dari ayat ini memberikan pengertian bagi kita bahwa jika kita bergaul dengan orang yang bijak, berhikmat,berpengetahuan maka hal itu akan tertular atau mempengaruhi kita.dengan kata lain kita ikut menjadi orang yang berpengetahuan,berhikmat dan bijak.Apalagi jika kita hidup bergaul dengan Allah yang adalah sumber pengetahuan, hikmat dan kebijaksanaan yang lebih daripada Salomo (Mat.12:42), pasti kita akan memperoleh dan memiliki pengetahuan, hikmat yang luar biasa.
Oleh sebab itu saya yakin bahwa Nuh pada zaman itu ia hidup kudus, menjaga kehidupannya, tidak menajiskan dirinya dengan pergaaulan yang tidak benar dengan orang lain. Sebab tenpa kekudusan tidak seorang pun yang dapat berhubungan dengan Tuhan yang kudus. Jadi betapa pentingnya kita harus hidup kudus, supaya kita dapat hidup bergaul dengan Allah, sebagaimana Nuh hidup bergaul dengan Allah.
3 Ia hidup taat (ayat 13-22)
Taat artinya patuh, tunduk, dan menuruti perintah. Ayat 22 menjelaskan bahwa “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya”. Dari ayat 14-21 menjelaskan tentang perintah Allah kepada Nuh yaitu membuat bahtera, yang panjangnya 300 hasta (135m), lebarnya 50 hasta (22.5m), dan tingginya 30 hasta (13,5m), “Bahtera” dalam bahasa Ibrani adalahתּבה tay-baw'
“tebah” yang merujuk bentuk balok sehingga dipercaya bahtera Nuh berbentuk balok. Menurut Tegu wiguna; satu hasta diperkirakan 45 cm atau 18 inci (45,72 cm; 1 inci = 2,45cm) zaman dulu orang mengukur jarak dari ujung jari kesiku lengan yang disebut hasta atau cubit. Volumenya kurang lebih 43.000 meter kubik atau berupa volume dari 569 gerbong kereta argo gedek, yang dapat menampung 125.000 domba. Atau 20 kali luas lapangan basket. Para ahli mengatakan bahwa 1 hasta berukuran 20,5 inchi (hasta Mesir) mengingat penulis kitab Musa, didik di Mesir. Namum apapun ukuran inci yang digunakan yang pasti perbandingan panjang lebar tingginya tetap 30 : 5 : 3 yang merupakan ukuran kestabilan kapal dilautan ganas. Menurut innsiyur perkapalan ukuran ini merupakan ukuran yang impossible tenggelam bahkan dalam badai terganas sekalipun. Dikatakan bahtera tenggelam hanya apabila bahtera berputar 90 derajat. Tetapi dalam ayat yang ke 22 ini menjelaskan bahwa “Nuh melakukan semuanya itu”. Dari kalimat ini menunjukkan tindakan dari pada Nuh, bahwa ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ada tiga hal yang muncul dari tindakan Nuh ini menjadi contoh bagi kita yang penting untuk diteladani:
a. Ia tidak mencari alasan untuk menolak perintah Allah
b. Tidak dikatakan Nuh bersungut-sungut dan bertanya-tanya serta meminta penjelasan atas perintah Allah
c. Ia tekun dalam mengerjakan semua perintah Allah, tunduk pada otoritas Allah.
Jadi dari tindakan Nuh ini, ia memiliki ketaatan atau memiliki hidup taat terhadap Allah.oleh sebab itu saudara-saudara marilah kita sunggu-sunggu hidup benar dengan menjaga kekudusan kta dan mulailah menjalin hubungan yang erat,hidup bergaul dengan Allah; maka kita akan mengerti setiap rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. Jikalau kita mengerti akan kehendak Tuhan kita akan hidup taat, menyenangkan hati Tuhan maka Ia pasti senang melihat kita dan saya yakin bahwa berkat-berkat Tuhan akan melimpa dalam kehidupan kita.


GOD BLESSING YOU ALL

Mentaati dengan Iman (Kejadian : 22:1-19)


Yap satu lagi khotbah dari temanku yang cakep ini. namanya sarwan. berasal dari sul-sel, sekarang sekolah di sekolah tinggi teologi lawang semester 6. silahkan simak aja, moga-moga anda di berkati.

Khotba capel ; kamis, 12-maret 09
Sarwan


Mentaati dengan Iman
(Kejadian : 22:1-19)

Abraham adalah toko perjajian dalam Perjanjian Lama yang memiliki iman sejati. Karena imannya, orang percaya menyebutnya sebagai menyebutnya sebagai Bapa semua orang percaya. Dalam Ibrani 11: 8 menjelaskan bahwa “karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjedi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui”. Dalam ayat ini memberikan penjelasan bagi kita bahwa Abraham keluar dari negerinya yaitu Ur Kasdim menujuh ke tempat yang Tuhan janjikan, di mana tempat itu belum diketahuinya. Tetapi Abraham tetap berangkat hanya dengan modal iman saja.
Teapi mengapa dalam pasal ini menjelaskan lagi bahwa Tuhan mencobai/menguji kepercayaan Abraham? Pada hal Tuhan kan Maha Tahu dan Ia pasti mengetahui isi hati Abraham. Setelah saya membecanya dengan teliti dari pasal ini, rupanya Tuhan melihat bahwa Abraham telah mulai mengasihi anaknya, Ishak.

“Hidup taat bukanlah pilihan tetapi perintah yang harus ditaati dan dilakukan, sebab ketaatan terhadap perintah Allah adalah awal dari keberhasilan”

 Apa tindakan Abraham dalam menghadapi ujian dari Tuhan?
1. Ia mendengarkan dan taat terhadap perintah Allah (ay. 1-6)
Mendengarkan artinya mendengarkan akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga untuk mendengar, dan bisa juga diartikan sebagai memperhatikan, mengindahkan dan menuruti. Sedangkan taat artinya tunduk, patuh dan setia. Ketika Tuhan berfirman kepada Abraham, ”lalu sahutnya “ya Tuhan”di sini menjelaskan bahwa Abraham bersungguh-sungguh mendengarkan perkataan atau perintah Tuhan.Tuhan memerintahkan agar Abraham mengambil anaknya untuk dipersembahkan (ay.2). Mengapa harus anaknya, bukankah Ishak adalah anak satu-satunya Abraham.Sebagai satu-satunya ahli waris seluruh harta Abraham.
Dalam ayat 2 berbunyi “ Firman-Nya :”ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi ….”. kata “yang engkau kasihi” ini dalam kjv menjelaskan lebih mendalam yaitu “thou lovest” artinya yang engkau “paling kasihi” berarti kalimat ini menggabarkan bahwa Abraham memiliki kasih yang lebih terhadap Ishak, anaknya. Mungkin karena Ishak adalah anak tunggal dan satu-satunya ahli waris harta Abraham dan yang didapat pada usia tuanya. Jadi sewajarnya kalau Abraham memberikan perhatian dan kasih yang sayang lebih terhadap Ishak.walaupun Allah menginginkan supaya Abraham mempersembahkan anaknya itu. Untuk itulah Tuhan memakai Ishak sebagai ujian bagi ketaatan dan kesetian Abraham kepada Tuhan.
Abraham bisa saja kecewa mendengar permintaan dan perintah Tuhan tersebut tetapi ia lebih memilih untuk taat dan melakukan perintah Allah dengan penuh kerendahan hati. Dalam 1 Samuel 15:22 menjelaskan bahwa “…sesunggunya mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan”. Saul melakukan tindakan yang salah, melakukan korban sembelihan bukan atas perintah Tuhan. ia tidak sabar menantikan kedatangan Samuel untuk melakukan korban sembelihan sebab pada saat itu yang bisa melakukan korban bakaran bagi Tuhan adalah imam atau nabi. Oleh sebab itu betapa pentingnya kita harus hidup taat. Karena hidup taat buklanlah pilihan yang harus kita pilih tetapi hidup taat adalah perintah Tuhan yang harus ditaati dan lakukan. Harold D.Gingerich mengatakan bahwa “Allah lebih senang melihat kita hidup dalam kataatan kepada Firman-Nya dan dan pimpinan Roh Kudus, dari pada kita mempersembahkan korban dalam pelayanan Kristen. Bagi Dia, ketaatan kita lebih penting dibandingkan apapun juga”.
2. Ia memiliki iman yang disertai pengharapan (ay. 7-14).
Iman adalah Anugerah Tuhan, dan di dalamnya terdiri dari unsur yaitu percaya/mempercayai dan pempercayakan. Sedangkan pengharapan artianya sesuatu yang dinantikan, diharapkan untuk terjadi. Jadi Iman yang berpengharapan adalah “percaya kepada Allah dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya, sambil menantikan pertolongan-Nya terjadi dalam kehidupan kita”. Ketika Ishak bertanya kepada Abraham bahwa “disini sudah ada api dan kayu tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu”?. Apa jawab Abraham “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku” (ay.7-8). Jawaban Abraham merupakan kata-kata yang penuh keyakinan dan pengharapan.. Abraham memiliki Iman yang sejati, iman yang tak tergoyakan.
Karena iman Abraham ia tidak segan-segan untuk mempersembahkan anaknya ketika Ia hendak mengulurkan tangannya untuk menyembelih anaknya, pada saat itu jugalah Tuhan mengetahui isi hati Abraham bahwa ia hidup takut akan Tuhan dan mengasihi-Nya lebih daripada segalanya. Dalam Alkitab terjemahan sehari-hari (IBIS) mejelaskan bahwa “Sekarang Aku tahu bahwa engkau hormat dan taat kepada-Ku, karena engkau tidak menolak untuk menyerahkan anakmu yang tunggal itu kepada-Ku."(ay. 12b). Jhon Wesley menjelaskan ayat ini bahwa “Tuhan telah mengetahui hati Abraham bahwa ia memiliki hati yang takut akan Allah dan mengasihi Tuhan lebih daripada yang lain, dan hal itu memberi bukti yang mengesankan tentangnya bagi Allah, sebab ia lebih memilih tunduk pada otoritas Tuhan”. Karena Tuhan telah melihat semuanya itu Ia melarang Abraham untuk mempersembahkan anaknya itu. Lalu memberikannya seekor domba baginya sebagai korban bakaran pengganti Ishak. Jadi orang yang memiliki iman yang berpengharapan serta mengasihi Tuhan lebih daripada segalanya akan mendapat pertolongan tepat pada waktunya. Meskipun hal itu sulit dilakukan bahkan awalnya menimbulkan kekecewaan bagi kita, namun perlu kita yakin bahwa Tuhan selalu menyediakan dan memberikan berkat-berkat-nya tepat pada waktunya.
 Apa hasil atau dampak daripada Ketaatan Abraham?
3. Menerimah janji berkat yang melimpah dari Tuhan (ay.15-19)
Setelah Tuhan melihat ketaatan daripada Abraham, Tuhan tidak hanya memberikan seekor domba sebagai korban bakaran pengganti Ishak, tetapi Tuhan menjanjikan berkat yang melimpah-limpah baginya dan bagi keturunannaya. Dalam janji Tuhan ada suatu jaminan yang diucapkan bagi Abraham. KataNya: “Aku bersumpa demi diri-Ku”, (ay.16). sumpa ini diucapkan Tuhan terlebih duluh sebelum mengucapkan janji-janji yang diberikan bagi Abraham dan bagi keturunannya. Siapakah keturunannya itu?yaitu setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus. Tujuan daripada sumpa yang diberikan itu adalah untuk menguatkan janji Allah dan sumpa itu merupakan jaminan janji-Nya bagi Abraham, bahwa Ia pasti menepati janji-Nya itu.
Oleh sebab itu, Tuhan telah memberikan iman kepada kita supaya kita hidup taat dan memiliki pengharapan dalam Tuhan. Karena jika kita sudah melakukan semua kewajiban kita maka kita akan melihat dan menerima berkat-berkat Tuhan melimpah dalam setiap kehidupan kita. Sebagaimana janji Tuhan dalam Matius 6:33 bahwa “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Hal ini penting dan harus menjadi pegangan dalam kehidupan kita bahwa jika kita sudah mendahulukan Tuhan maka Tuhan tidak akan tinggal diam tetapi Ia akan memberkati saudara dan saya dengan melimpah. Sebab inilah yang menjadi keyakinan kita bahwa Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janji-janjin-Nya. Amin.

God bless you

Selasa, 14 April 2009

BERSEMANGATLAH !!


mungkin anda saat ini lagi lesu, males atau terpuruk karena banyaknya masalah. mungkin artikel ini bisa bermanfaat bagi anda. GBU
BERSEMANGATLAH !!
Maz 138:1-8

Kata pada judul diatas tidak tersurat dengan gamblang pada nats yang kita baca. Namun dari ayat-ayat itu tersirat suatu penghayatan dari mazmur Daud yang penuh semangat. Daud baru saja meratapi Yerusalem (Pasal 137), dia berada dalam keadaan yang begitu menyedihkan, namun setelah ia menyadari akan kasih dan pertolongan Tuhan. Ia bangkit dengan penuh semangat untuk memuji Tuhan. Kata semangat dalam kamus bahasa Indonesia dapat disamakan dengan kata “antusias”. Kata “antusias” diambil dari kata Yunani En dan Theos; En artinya di dalam, dan Theos artinya Tuhan, En Theos artinya di dalam Tuhan. Orang yang berada di dalam Kristus adalah orang-orang yang antusias, bersemangat! Orang Kristen yang antusias adalah mereka yang mendukung, tidak memiliki pikiran yang pesimis tetapi optimis, mengalami kemajuan dan bukan stagnan. Apa yang dapat membuat orang Kristen menjadi bersemangat? Jika kita dipenuhi oleh Roh Kudus, maka hidup kita akan menjadi bersemangat dan menjadi kuat supaya kita dapat mencapai pada tujuan.
Ams 15:13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Barnes mengomentri ayat ini dan ia mengatakan bahwa setiap jenis kepedihan hati hanya mengerjakan kematian dalam hidup. Dan Tiap keluhan mengeluarkan sebagian energi yang penting. Ungkapan ini menyadarkan kita bahwa semangat sangat dibutuhkan dalam hidup ini. Orang yang tidak bisa berekreasi adalah orang yang tidak memiliki semangat. Dalam dunia ini (baik untuk tujuan baik atau jahat) kemajuan dalam segala bidang dan penemuan-penemuan spektakuler pasti dipelopori oleh orang-orang yang bersemangat.
Raja Daud, seorang raja yang diurapi Tuhan banyak mengalami tantangan dalam hidupnya, seringkali nyawanya terancam, dan banyak musuhnya di sekelilingnya hendak membunuh dia. Namun satu hal yang tidak bisa disangkalinya adalah raja yang selalu dikenang, dipuja dalam bangsa Israel. Dalam banyak tantangan ia dapat menciptakan Mazmur pujian yang sangat memberkati jutaan umat Kristen hingga pada saat ini. Ia memiliki semangat juang yang begitu tinggi yang dia letakkan dalam tangan Tuhan. Itu adalah rahasianya. Imannya akan perlindungan Tuhan membuat dia begitu bersemangat dan yakin bahwa Tuhan akan membelanya dari setiap musuhnya, kata-kata dalam mazmur pujian yang ia lantunkan mencermin semangat seorang daud.
Iman yang sungguh dipertaruhkan ke dalam Tangan Tuhan
Membuat kita bersemangat menjalani Hidup ini

Ada beberapa alasan yang perlu kita yakini yang mendukung kita untuk tetap bersemangat.
1. Tuhan Tetap Setia Pada JanjiNya (ay. 1-2)
Daud memuji Tuhan dengan sepenuh hatinya, menunjukkan suatu semangat dengan penuh sukacita. Ia kembali mengingat kebaikan Tuhan yang begitu luar biasa. Pada pasal sebelumnya (Pasal 137) Daud berada dalam kondisi yang begitu menyedihkan ia menangis untuk Yerusalem, tetapi dia mengingat kasih Tuhan maka dia bangkit dengan penuh semangat untuk memuliakan Tuhan dan memberitakan nama-Nya. Dengan meyakini Janji-janji, kita akan dibawa pada pemikiran akan Allah yang lebih lagi. Bagi Allah, janji itu suatu yang serius, di dalam 2 Petrus 3:9 “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. “ Mengapa Allah begitu serius dengan janji-Nya? Karena firman Allah itu memang suatu hal yang serius. Petrus ingin menjelaskan bahwa Tuhan itu tidak pernah main-main dengan janji, Tuhan itu juga tidak pernah mengingkari janji, justru manusialah yang selalu mengingkari janji. Meyakini janji Tuhan akan membuat kita lebih bersemangat menjalani Hidup ini. Janji kekal dan tidak bisa diganggu gugat oleh manusia, Dia setia pada janjinya dan akan menepatinya sesuai dengan waktu yang dikehendakinya. Daud sangat yakin akan hal ini oleh sebab itu dia bersemangat menjalani tantangan hidup. Bersemangat dalam melihat dan meyakini janji Tuhan adalah titik yang penting untuk mulai bangkit dan berjalan dalam iman, tegar mengahadapi kenyataan hidup dan menyongsong hari depan dengan keyakinan Tuhan akan menepati janjiNya.

2. Dia tetap mendengar Doa Kita (ay 3-4)
Terkadang orang Kristen menjadi lemah ketika doa mereka seolah-olah tidak dijawab oleh Tuhan, mulai berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar mereka, atau jenuh dalam menantikan jawaban doa. Tuhan tahu bahwa kita manusia adalah mahkluk yang lemah, oleh sebab itu DIA sendiri menghimbau “berserulah kepadaKu”. Yeremia 33:3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Dalam hal ini berarti DIA bersiap untuk mendengar doa kita dan akan tetap mendengar. Sekali lagi bahwa Tuhan serius terhadap firmanaNya Sebenarnya ketika kita berpikir yang salah tentang Allah disitulah kita akan kehilangan semangat, tetapi ketika kita memiliki pikiran yang benar, yakin bahwa Ia selalu mendengar kita, mengetahui setiap pergumulan kita maka saat itulah kita menemukan kekuatan dan semangat untuk berjalan dalam iman.

3. Dalam kesesakan, DIA akan mempertahankan kita (ay 4-8)
Dalam bahasa ibrani kata yang dipakai untuk kata mempertahankan adalah חיה châyâh khaw-yaw' yang berarti menyebabkan untuk hidup kembali, dalam keadaan hidup, pasti, memberi, janjikan hidup, memelihara atas , memulihkan, memperbaiki, memugar kembali ( ke hidup), hidup kembali. Meskipun dalam lembah duka pemazmur yakin bahwa Tuhan tetap mengingat dia dan akan menghidupkan kembali. Orang yang patah semangat adalah orang yang tidak memiliki pengharapan. Kita yakin satu hal bahwa jalan kita bukanlah jalan-Nya dan keinginan kita bukanlah keinginannya lihat dalam Matius 5:3. Dalam arti bahwa semakin tidak ada harapan dengan keadaan kita justru semakin kita membutuhkan keselamatan.
Matius 12:20 memaparkan bahwa bulu yang patah terkulai tak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya. Masalah mungkin mendorong kita untuk mundur, orang-orang mungkin mengejek keputusan kita untuk menjadi Hamba Tuhan, teman-teman melemahkan semangat kita, masalah keluarga membuat konsentrasi kita menjadi kacau. Tetapi Tuhan tidaklah demikian. Sang Pencipta memiliki tempat yang istimewah bagi mereka yang terkulai dan menderita. Sosok Allah menjadi sahabat bagi mereka yang terluka. Bersemangatlah dan yakinilah hal itu.
Kekecewaan adalah hal yang biasa, demikian juga kegagalan. Kelemahan dan kekalahan bukanlah masalah. Tetapi yang terpenting adalah apakah kita masih memiliki SEMANGAT dalam semua itu? Jika jawabannya “YA”, maka yakinlah Tuhan akan mengubah semua itu dengan sukacita dan kemenangan.
Oleh:Sukardi.

BERKAT DI BALIK PENCOBAAN


ini ada khotbah temanku yang memberkati banget bagiku, semoga setelah membaca anda juga dapat diberkati. oh yacch lupa namanya Yiska biasa di panggil mba'chiss soalnya suka senyumm...... he he


Tuesday, February 24th 2009

BERKAT DI BALIK PENCOBAAN
(Matius 4:1-11)
Dalam Matius 4:1-11 ini mengisahkan masa pencobaan untuk mempersiapkan Yesus dalam mengemban tugas kemanusiaan-Nya. Ia berpuasa selama 40 hari dan 40 malam di padang gurun. Pencobaan demi pencobaan yang Ia alami bukanlah pencobaan biasa karena langsung dicobai oleh Iblis dengan tawarannya yang sangat menggiurkan. Akan tetapi, Tuhan Yesus telah mengalahkan semua pencobaan itu dengan berpegang teguh pada Firman Tuhan sebagaimana Ia selalu berkata “bahwa ada tertulis…” Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita bahwa ada yang jauh lebih penting, jauh lebih berharga, dari hanya sekedar mengejar hawa nafsu, keinginan dan kebutuhan, yakni melakukan apa yang Allah inginkan
“Kalahkan pencobaan-pencobaan itu dengan berpegang pada Firman Tuhan, maka berkat dari kemangan itu tersedia bagi anda.”
Pencobaan-pencobaan apa sajakah yang perlu kita kalahkan untuk memperoleh berkat yang dari pada Tuhan?
1. Pencobaan atas Masalah Perut (Makanan)
Seorang psikolog humanistic bernama Abraham Maslow mengeluarkan suatu teori prioritas kebutuhan hidup manusia yang disebut dengan piramida hirarki kebutuhan Maslow (Maslow's pyramid for hierarchy of needs). Ia menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan fisik, keamanan, cinta, penghargaan dan aktualisasi diri.
Teori Maslow memang logis di mana ia meletakkan kebutuhan fisik sebagai kebutuhan yang paling esensi dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk bertahan hidup karena jika kebutuhan fisiologi ini tidak terpenuhi, maka sebagian tubuh manusia tidak dapat berfungsi dengan baik.
Iblis sangat jeli melihat hal ini. Ketika ia melihat Yesus lapar, ia datang menawarkan untuk mengubah “batu menjadi roti”. Roti → “artos” yang mengacuh pada makanan. Hal ini bukanlah perkara yang sulit bagi Yesus pada saat itu. Bukankah Ia yang menciptakan alam semesta? Kalau saat Israel mengembara di padang gurun, Ia mampu mengeluarkan mata air dari gunung batu atau mengubah air yang rasanya pahit menjadi manis, mengubah batu menjadi roti hanya masalah kecil. Namun, Tuhan ingin menekankan sesuatu yang lebih esensi. Tuhan ingin mengajarkan kepada kita bahwa arti hidup tidak sedangkal yang dipikirkan oleh banyak orang, yakni memuaskan keinginan ‘perut’. Sebaliknya, ada sesuatu yang jauh lebih penting, yakni melakukan kehendak Tuhan. Bukan berarti memenuhi isi perut tidak penting. Namun, kalau masalah perut yang menjadi tujuan hidup kita, maka kita meleset dari tujuan hidup yang telah Allah tetapkan untuk kita.
Yesus mengakui bahwa manusia adalah mahluk hidup yang berjasmani. Namun manusia melebihi binatang sebab Ia mempunyai sifat rohani yang dapat mengontrol sifat jasmaninya. Kehendak Allahlah yang harus mengatur pilihan manusia, bukan kebutuhan atau pun keinginan fisik.
2. Pencobaan atas Masalah Perlindungan
Kebutuhan dilindungi ini sangat diperlukan dan harus dilakukan dengan orang-orang yang memiliki jiwa pendecritable(penertib) supaya menjadikan hidupnya menjadi lebih tertib dimana keadilan dan konsistensi berada di kontrol yang baik. Dalam dunia kerja, maka keselamatan diri merupakan kebutuhan nyata dalam hal-hal sebagai preferensi untuk pekerjaan tetap, keluhan prosedur untuk melindungi individu dari kewenangan sepihak, tabungan, asuransi, kebijakan, dan lain-lain.
Pencobaan kedua ini sangat pelik. Setelah puasa 40 hari, Yesus lapar dan sangat lemah secara fisik. Dalam kondisi yang demikian Iblis muncul untuk mencobai-Nya. Kata mencobai→ “ekpeirazo” yang berati menguji; menggoda (agar jatuh dalam dosa); menjebak.
Sangat wajar jika Yesus karena menuruti kondisi fisiknya meragukan kasih Allah. Iblis mencoba menggunakan keraguan yang mungkin menyerang Yesus dengan pertanyaan yang menjebak. Respons Yesus yang mengutip Ul. 6:6 menyatakan dengan tegas bahwa manusia tidak boleh mencobai Allah melainkan harus mempercayai-Nya.
3. Pencobaan atas Masalah Harta dan Kedudukan
Pencobaan ketiga juga sangat pelik. Iblis menawarkan kekuasaan atas seluruh kerajaan dunia dengan cara mudah, untuk mencobai belas kasihan Yesus atas manusia. “Kemegahan” dunia → “doksa” yang berarti cahaya terang; keindahan, kemuliaan, kuasa yang mulia, refleksi, kebesaran, ketenaran, pujian, kebanggaan, makhluk supranatural yang mulia. Dunia yang penuh dengan ketidakadilan dan negativ akan menjadi lebih baik jika Yesus menjadi raja. Yesus menolak Iblis sebab hanya Allah yang patut disembah. Kehendak Allah yang harus menjadi otoritas mutlak dalam kehidupan manusia. Sesuatu yang nampaknya baik tidak dapat menggoyahkan ketaatan-Nya kepada Allah.
Pencobaan ini memperlihatkan bagaimana iblis memakai ”kepemilikan, fasilitas, negatif dan kemuliaan” untuk mencobai Yesus. Dunia dan segala kemuliaannya milik Tuhan Yesus, sebab segala sesuatu diciptakan oleh-Nya (Yoh. 1:3). Dalam inkarnasi/ penjelmaan-Nya sebagai manusia, Tuhan Yesus membatasi hak-hak-Nya dan kekuasaan-Nya sebagai Pencipta ( ega atau kenosis, Flp. 2:7). Karena itu, iblis mencobai Yesus supaya memanfaatkan kepemilikan, fasilitas, dan kemuliaan dunia yang diciptakan- Nya ini.
Kekuasaan dan kedudukan adalah sesuatu yang berbahaya apabila dipakai untuk melayani diri sendiri, akan menimbulkan keangkuhan hidup dan mengorbankan pihak lain
demi kesenangan pribadi.
Pencobaan bukanlah dosa, menyerah atau jatuh ke dalam pencobaan itu baru dosa! Setiap orang percaya, apalagi hamba-hamba Tuhan mungkin saja akan dipimpin oleh Roh Kudus secara negative untuk diuji oleh Tuhan dan dicobai oleh setan. Tuhan Yesus Kristus saja sebagai manusia sejati dipimpin oleh Roh Kudus secara negative, untuk dicobai, apalagi kita!
By. Yiska Sangka